tiqUNlKhA9rYA6EcjzIC9JgyYepNTgUokUaq6D7G
Terjemahan

Melewati duka transisi dan memperoleh wawasan

Renungan

Saya memberikan komentar,

Buat yang perkembangan terlambat seperti saya, baru ngalamin duka transisi di usia 20an. Baru ngeh, terus ternyata belum dikerjain. Ya dikerjain sekarang deh.

Duka transisi sepertinya baru-baru ini saya alami. Saya menyesali bagaimana saya melewatkan masa-masa SMP dan SMK secara tidak penuh, karena trauma dan kesulitan hidup yang alami sebagai disabilitas. Bagi saya, ini adalah wajar untuk bisa memproses kenangan dan duka yang belum terselesaikan di masa lalu. 

Berita baik yang saya catat dari kondisi saya saat ini adalah saya merasa aman dan nyaman di rumah sendiri. Ini bisa dicapai setelah perjuangan selama enam tahun lamanya. Dari saya pertama disinggahi psikosis berat, hingga ke kondisi saya saat ini.

diambil dari freepik.com

Kondisi yang aman dan nyaman yang sudah saya bangun, mendukung saya untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas tahapan perkembangan sebelumnya yang belum selesai. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan ini, meskipun pengalamannya sangat tidak nyaman di badan dan pikiran. Saya mendapatkan dukungan yang mumpuni untuk melalui duka dan memperoleh banyak wawasan baru.

Salah satu wawasan yang menohok bagi saya adalah... bahwa saya bisa dan mampu untuk belajar dan membangun hidup yang mandiri. Ya, karena saat ini belum mampu dan bergantung pada pengasuh, itu tidak masalah. Saya punya kesempatan untuk belajar dengan kesadaran penuh sekarang. Keterampilan-keterampilan hidup dasar yang saya belum bisa, bisa saya ketahui apa dan latih untuk diri sendiri.

Saya tidak membiarkan diri saya larut dalam emosi. Saya mengizinkan diri saya merasakan dan mengalami emosi tersebut, kemudian mengalirkannya keluar. Emosi hadir membawa pesan, setelah pesan diterima dengan baik, emosi akan mengalir keluar. Ia adalah tamu pembawa pesan, orang yang terlatih merawat emosi bisa mengurai pesan emosi dan melakukan respons yang bijaksana. Ini adalah keterampilan yang memungkinkan buat semua orang, semua orang bisa dan mampu belajar itu.

Saya ucapkan terima kasih kepada Anas Satriyo, Psikolog yang sudah memberikan inspirasi bagi saya menuliskan renungan ini.

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkomentar
Populer