Saya mulai menerjemahkan buku Creating Cultures of Peace karya ibu Nadine Hoover (2018) dan memuatnya di blog ini. Perhatian ini muncul dikarenakan banyak peristiwa kekerasan yang terjadi di Indonesia. Ternyata kekerasan sudah tertanam dalam budaya dan sudah dianggap menjadi sesuatu yang normal. Mulai hari ini hingga beberapa waktu berikutnya, saya akan memposting tulisan terjemahan dari buku tersebut.
Memperkenalkan Budaya Transformatif
| sumber: freepik |
Ketika populasi meningkat dalam ukuran dan mobilitas, kita harus mampu mengartikulasikan ekspektasi budaya kita secara eksplisit. Komunitas orang menciptakan budaya melalui cara unik kita menanggapi kebutuhan dan tantangan manusia dalam hidup, yang tidak memiliki solusi universal. Jadi perkenalkan Harapan untuk Budaya Damai ke komunitas Anda. Kemudian angkat bicara dan pertahankan kehidupan publik yang bertanggung jawab atas asumsi-asumsi mendasar ini.
Harapan untuk Budaya Damai
- Semua orang baik dan mampu.
- Bumi itu indah dan murah hati
- Fokus pada pembelajaran, bukan agama atau terapi
- Berperan sebagai pembelajar dan pengajar. Perjalanan setiap orang berbeda; mencakup semua usia dan latar belakang
- Belajar melalui pengalaman, refleksi dan ekspresi.
- Menghargai kesamaan dan keragaman.
- Berkomitmen untuk perubahan pribadi dalam kehidupan pribadi dan publik.
- Membedakan keputusan bersama.
- Berpartisipasi secara sukarela
- Praktik! Menikmati!
-Pernyataan Filosofi AVP yang Diperluas (1975)
Dalam ceramah pembukaan katakan, “Sekarang kita akan membacakan Harapan akan Budaya Damai.” Duduk melingkar, undang setiap orang untuk membaca satu poin pada satu waktu. Tanyakan komentar atau pertanyaan di bagian akhir. Kemudian hubungkan pada ekspektasi budaya ini bila diperlukan. Selalu tempelkan poster ekspektasi untuk membantu mengarahkan orang baru dan untuk mengingatkan semua orang.
Semua orang baik dan mampu. Nilai kehidupan, termasuk tindakan Anda sendiri memiliki konsekuensi, tetapi nilai kehidupan tetap ada. Setiap kita hidup dan berharga. Tidak ada yang kita katakan atau lakukan yang dapat membuat kita lebih atau kurang berharga daripada saat ini. Sambut setiap orang dengan cinta dan hati nurani.
Bumi itu indah dan murah hati. Bumi memberi kita segalanya dengan bebas tanpa syarat. Menghormati kepenuhan dan keindahan alam. Biarkan cinta dan kebenaran menyusun keputusan dan pilihan kita. Berdamailah dengan Bumi, agar kita bisa berdamai satu sama lain.
Fokus pada pembelajaran, bukan agama atau terapi. Belajar mempersatukan kita. Para peserta memiliki bahasa, tradisi dan agama yang berbeda, tetapi memiliki kebutuhan yang sama akan perdamaian. Fokus pada mempelajari apa yang kita butuhkan untuk menciptakan perdamaian.
Berperan sebagai pelajar dan pengajar. Bergiliran memimpin dan dipimpin, tergantung pada bakat, keterampilan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk tugas yang dihadapi. Latih keluwesan dengan kerendahan hati yang luar biasa dan kepercayaan diri pada diri sendiri dan orang lain.
Perjalanan setiap orang berbeda; mencakup semua usia dan latar belakang. Jangkau segmen masyarakat yang beragam, dari remaja hingga manula. Saat kita menyeimbangkan substansi dan bermain serta memodifikasi sesuai kebutuhan, kami menciptakan lingkungan yang sehat untuk semua orang. Beradaptasi untuk individu dari segala usia sesuai kebutuhan.
Belajar melalui pengalaman, refleksi dan ekspresi. Saat kita mengingat pengalaman dan merenungkannya, kita menciptakan momen "Ah ha!" yang mengkristalkan wawasan. Wujudkan wawasan tersebut dengan bereksperimen dengannya dalam kehidupan sehari-hari dan mendokumentasikan hasilnya supaya bisa dibagikan melintasi ruang dan waktu. Orang lain tidak bisa membuat kita belajar, kita sendiri harus terbuka dan bisa diajar.
Menghargai kesamaan dan keragaman. Akui dan hargai kemanusiaan kita bersama dan perbedaan kita. Perdamaian membutuhkan semua umat manusia lintas keragaman usia, etnis, agama, kelas dan jenis kelamin. Keanekaragaman menerangi kesamaan yang kita miliki. Dari kesamaan kita, kita dapat menikmati keragaman.
Berkomitmen untuk perubahan pribadi dalam kehidupan pribadi dan umum. Mengubah diri kita mengubah cara kita berhubungan dengan orang lain, yang mengubah orang lain dan masyarakat. Wujudkan pengetahuan baru untuk mengubah hubungan pribadi dan publik Anda saat Anda mengembangkan bakat, mendapatkan wawasan, dan meningkatkan keterampilan.
Menajamkan keputusan bersama. Menajamkan keputusan berdasarkan apa yang terdengar benar, ditegaskan oleh orang lain dalam konsensus cinta dan hati nurani, bukan pendapat. Kita sering tidak menyukai, memahami, atau setuju dengan kenyataan, tetapi kita dapat memahami sifat batin dan hubungan berbagai hal, bahkan ketika tidak jelas, yang mengarah pada wawasan dan penilaian yang tajam.
Berpartisipasi secara sukarela. Kita tidak bisa membeli, membutuhkan atau memaksakan budaya damai, kita harus memilih perdamaian. Kami dapat menawarkan gaji untuk administrasi atau fasilitasi, tetapi bukan pendapatan utama.
Latihan! Menikmati! Jadilah gembira, menyenangkan, ingin tahu, terpesona, terkejut, kreatif, ramah dan penuh kasih. Latih perdamaian untuk kesenangan semata!
Referensi
Hoover, N. C. (2018). Creating Cultures of Peace: A Movement of Love and Conscience. Conscience Studio.


Posting Komentar