tiqUNlKhA9rYA6EcjzIC9JgyYepNTgUokUaq6D7G
Terjemahan

Krisis Perhatian pada Autisme dan ADHD


Belakangan ini, hidup terasa berat karena aku mengalami krisis berulang yang terjadi sejak masa kanak-kanak. Itu adalah krisis perhatian. Di saat isu dalam hidup muncul ke permukaan, ada lebih dari satu, dan perhatian saya mengarah kepada semuanya sekaligus. Rasanya itu berat dan melumpuhkan. Saya tidak bisa berkegiatan secara optimal, bahkan untuk mengalirkan kegundahan ini dalam bentuk olahraga atau berkesenian.

Saya kutip dari ADD.org (2022):

Kelumpuhan ADHD terjadi ketika seseorang dengan ADHD kewalahan oleh lingkungan mereka atau jumlah informasi yang diberikan. Akibatnya, mereka membeku dan tidak dapat berpikir atau berfungsi secara efektif. Ini membuatnya menantang bagi individu untuk fokus dan menyelesaikan tugas mereka - termasuk yang mendesak.

Saya mengerti bahwa ini salah satu kesulitan yang saya hadapi terkait kondisi Autisme dan ADHD saya. Saya mendapatkan peluang untuk menanggapi krisis ini secara berbeda. Muncul pikiran tentang “krisis ini terjadi lagi”, “ini adalah krisis berulang,” dan sebagainya. Saya merespons dengan “saatnya mengatasi ini dengan berbeda.”

Saya melakukan percakapan dengan bagian-bagian diri saya, termasuk diri masa kecil, diri masa SD, diri masa SMK, dan diri masa 2016. Mereka memberikan perspektif mereka saat mengatasi krisis perhatian. Ternyata, saya membiarkan perhatian saya terbuka kepada semua isu yang hadir. Sehingga saya merasa kewalahan, karena tidak bisa menyelesaikan semua sekaligus. Saya mendapatkan wawasan baru bahwa tidak semua isu perlu diperhatikan untuk saat ini, maka perhatikanlah satu isu yang paling penting.

Di saat tiga isu mencuat dalam diri, saya menemukan satu isu yang penting bagi saya. Yaitu untuk mendapatkan penghasilan yang layak dan tetap. Selama ini saya membuka diri untuk pekerjaan lepas di organisasi dan komunitas. Namun, tidak ada wadah bagi saya untuk mengembangkan keterampilan memfasilitasi ataupun mengelola kegiatan masyarakat. Saya memang benar sedang merintis sebuah bisnis sosial. Namun, saya belajar bahwa saya perlu untuk bekerja terlebih dahulu sebelum transisi ke bisnis sosial. Pengembangan bisnis sosial membutuhkan modal. Agak sulit saat tidak ada biaya pribadi untuk disisihkan dan bergantung pada donor. Sementara donor membutuhkan resume kegiatan bisnis sosial untuk membangun kepercayaan kepada bisnis sosial saya.

Itulah pemikiran yang hadir dalam diri saya soal perhatian. Saat saya memfokuskan perhatian pada satu isu yang terpenting, dua isu lainnya saya taruh di pinggir fokus untuk saya uruskan nanti. Mungkin itu terkait perkembangan diri saya. Sehingga itu bisa saya uruskan nanti saat kepentingan muncul. Saya ingat seorang teman mendukung saya untuk fokus pada satu dan simpan yang lain dalam satu waktu, kemudian rawat yang disisihkan di luang waktu atau saat penting. Apa yang teman saya katakan telah membantu saya sekarang.

Prinsip dan praktik ini membantu saya untuk berpijak di hampir setiap saat setelahnya. Saya biasanya dilanda kecemasan karena perhatian terbuka, kini tidak begitu memedulikan isu yang muncul. Meskipun kadang-kadang pemikiran dari isu yang dikesampingkan hadir secara lembut, mengingatkan saya untuk memperhatikan wawasan baru untuk beberapa waktu. Kemudian saya mengembalikan perhatian pada fokus utama saya.

Praktik yang saya lakukan mengingatkan saya pada prinsip berkesadaran. Membawa kesadaran pada momen saat ini dan di tempat ini. Saya mendapatkan bahwa fenomena dan pengalamannya sedikit berbeda pada orang dengan autisme dan ADHD, karena ada perihal perhatian dan fokus yang mempengaruhi pengalaman berkesadaran. Saya sangat menikmati peluang di saat saya bisa berhenti dan hening. Pemikiran yang berjalan otomatis dan gerak cepat membuat pikiran lelah, kemudian saya terus menguap, tubuh meminta saya untuk beristirahat sejenak meskipun awalnya tidak tahu caranya. Secara sadar menghentikan tubuh dan pikiran membantu diri berpijak, masa transisi terbangun, lalu setelahnya bisa beranjak ke kegiatan berikutnya.

Referensi

Team, A. E. (2022, Desember 7). ADHD Paralysis Is Real: Here Are 8 Ways to Overcome it. ADDA -Attention Deficit Disorder Association. https://add.org/adhd-paralysis/

4 komentar

Terima kasih sudah berkomentar
  1. selama ini saya belom pernah berhubungan dengan orang dengan kondisi seperti ini, memberi insight yang baru apa yang ternyata mereka rasakan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebagai orang yang hidup dengan AuDHD, saya didukung oleh dokter saya untuk senantiasa membuka diri dan mengedukasi orang kapanpun. Itu untuk menormalisasi hidup berdampingan dan hidup dengan dukungan. Budaya baru yang dibangun, salah satunya, setelah seseorang menyatakan dirinya punya disabilitas adalah menanyakan dukungan apa yang bisa diberikan. Biasanya orang dengan disabilitas akan memberitahu apa saja yang perlu dibantu di saat kondisi tertentu. Bagi saya, saya perlu diingatkan jika saya hanyut dalam kegiatan minat khusus dan perlu diberi waktu untuk kegiatan transisi saat berpindah jenis kegiatan seperti dari pekerjaan 1 ke pekerjaan 2 dan sebaliknya.

      Hapus
  2. mungkin karena pada autisme itu dinilai sama orang itu berbeda, makanya tidak ada perhatian dari sekitar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena informasi dan wawasan tentang Autisme tidak tersedia secara umum, ditambah stigma dan pengetahuan yang kurang tepat mengenai autisme membuat diskriminasi dan perlakuan tidak pantas terhadap orang dengan autisme. Sehingga penting untuk senantiasa mengedukasi diri dan orang sekitar untuk membangun kesadaran dan penyediaan dukungan kebutuhan khusus.

      Hapus
Populer