Sekelebat ingatan muncul, seseorang memeluk erat-erat. Ia sudah menemukan seseorang yang ia sayangi. Itu adalah diriku. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan selain menerima pelukannya. Aku raba pundaknya dan balik memeluknya. Inilah momen ketika aku pertama kali sadar bahwa aku diriku layak untuk dicintai dan disayangi. Aku berkembang dan tumbuh berrsamanya meskipun memang pada akhirnya akan berpisah. Yang perlu senantiasa ku ingat adalah aku berhak dan layak untuk kasih sayang dan cinta.
Polanya terjadi berulang, aku ditemukan lagi oleh orang lain. Dan ditemukan lagi, aku menerima dan seperti biasa dengan bingung. Karena itu semua terjadi begitu saja. Dan ketika pengalaman seperti ini jadi tidak disadari lagi, aku menjadi terpuruk dan merasa tidak ada jalan keluar. Ya, trauma mengingatkan aku untuk bangkit dan menyembuhkannya.
Aku sadar bahwa peristiwa itu bukan sepenuhnya salah ku. Aku tahu bahwa ada hal di luar diriku yang tidak bisa aku kendalikan. Itu termasuk sikap, penilaian orang lain kepada ku, juga perasaan mereka. Aku tidak bisa mengontrol itu, dan satu-satunya langkah yang bisa dilakukan adalah menerimanya dan mencegah kerusakan yang mungkin terjadi. Proses bertahun-tahun berdampak dan berharga bagi perkembangan dan mekarnya diriku.
Mantan kekasih ku mengirimkan sebuah pesan, "semoga orang tersebut segera bisa menemukanmu dan nantinya saling melengkapi". Aku ingat lagi momen itu, aku layak untuk dicintai.Kembali berpijak dan bersedia menanti orang yang tepat untuk ku.


Posting Komentar