tiqUNlKhA9rYA6EcjzIC9JgyYepNTgUokUaq6D7G
Terjemahan

Pendalaman Agama dimulai dari Dialog Lintas Iman

Tulisan ini merupakan refleksi saya setelah mengikuti kegiatan Youth Peace Camp yang diadakan oleh Youth Interfaith Peace Community (YIPC) pada 8 - 10 Oktober 2021 di Ciumbuleuit, Bandung.

Sebelum aku ikut YPC, aku memulai penyembuhan trauma spiritual yang ku miliki. Dulu aku mengalami perundungan berat di sekolah agama yang bikin aku gak mau terlibat dan belajar tentang agama ku sendiri. Karena dulu aku berpikir kalau agama yang ku ikut, meskipun itu bawaan dari orang tua ku, mengizinkan perlakuan kekerasan yang tidak pantas pada diri ku dan membekaskan trauma dan penderitaan yang berkepanjangan. Aku menjadi sensitif dan selektif ketika mengikuti kegiatan pengajian maupun ceramah umum. Aku menemukan banyak penceramah yang tampak tidak sesuai buat ku dan aku beberapa kali memutuskan untuk tidak mengikuti kelompok atau berafiliasi dengan salah satu kelompok agama.

Hal yang membuat diriku merasa aman terlebih dahulu, dalam memahami spiritualitas dan agama, adalah melalui dialog lintas iman. Aku dapatkan selama mengikuti kemah. Meskipun memang selama diskusi, aku membatasi diriku soal bahasan-bahasan yang sensitif buat aku, karena pemahaman agama ku berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Aku menikmati proses pembelajaran dan permainan yang diberikan. Terutama dalam menyaksikan dinamika antar kelompok juga proses pemahaman yang terjadi pada teman-teman.

Yang aku paling senangi adalah scriptural reasoning. Itu memberikan aku kesempatan untuk bisa membaca kitab agama lain dan memperdalam pemahaman ku tentang spiritualitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Ruang yang diberikan cukup aman bagiku untuk bisa masuk ke dalam wacananya. Dan kemudian mendorong aku untuk belajar dan memahami kitab suci dengan cara yang lebih aman dan nyaman buat diriku sendiri. Karena pengalaman ku ketika sekolah agama dulu yang kurang baik, semua pembelajaran penuh paksaan dan kekerasan, membuat aku belajar untuk senantiasa panik dan ketakutan ketika belajar agama.

Aku belajar untuk melepaskan ketegangan yang aku alami di tubuh ketika belajar dan mendalami agama. Meskipun tidak dapat membagikan secara penuh keyakinan yang aku miliki. Namun, ini adalah sebuah langkah perubahan yang jauh lebih baik buat diriku. Aku belajar kembali untuk bisa terhubung dengan kebaikan dari suatu agama dan mendalaminya. Terutama, untuk bisa terhubung secara spiritualitas. Selama ini saya terputus dengan pengalaman spiritual akibat trauma dan ketidakadilan yang aku alami.

Pendalaman agama dimulai dari dialog lintas iman.

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkomentar
Populer