yang kemudian saya sederhanakan menjadi Perpustakaan Daerah (karena yang dapat diakses oleh saya adalah layanan Perpustakaan nya).
Kenapa saya mulai membaca di perpustakaan?
Alasan saya untuk memulai kebiasaan ini adalah mengembangkan aset, sumber daya pengetahuan yang bisa saya dapatkan secara cuma-cuma. Saya memerlukan modal ongkos untuk mengunjungi perpustakaan setiap dua pekan sekali. Ini pun menjadi perhatian yang besar bagi saya, karena mungkin saya akan melanjutkan studi magister suatu waktu nanti. Dengan sumber daya pengetahuan yang kaya, ini akan memudahkan saya belajar dan hidup kelak.
Inovasi di KALACUMARITA
Dalam satu waktu, saya berinovasi mengadakan program acara radio dan siniar Kala Cumarita. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan, ini pun telah menjadi kesempatan belajar yang bagus bagi saya dalam menjelajahi koleksi perpustakaan daerah.
Bagaimana saya membaca?
Saya awalnya hanya fokus pada bahan-bahan bacaan yang sesuai minta khusus. Namun kemudian saya bosan dan memutuskan untuk selalu menguji nasib di perpustakaan. Uji nasib dalam artian saya akan datangi rak secara acak dan ambil satu buku yang menarik perhatian. Saya tidak mempedulikan genre buku apa yang saya baca. Pokoknya saya lahap saja.
Perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa segmen di perpustakaan daerah sebagai berikut: Anak, Remaja, Dewasa 1, Dewasa 2, dan Referensi. Semua segmen kecuali referensi bisa dipinjam bukunya. Saya biasanya meminjam 1 buku anak untuk dibacakan pada adik asuh, dan 2 buku dari segmen dewasa 1, dewasa 2, atau remaja.
Aturan Peminjaman Buku
Buku yang bisa dipinjam oleh anggota perpustakaan adalah 3. Durasi peminjaman adalah 2 pekan. Denda keterlambatan adalah 500 rupiah per buku per hari. Perlu diingat juga bahwa kita perlu menyimpan struk peminjaman baik-baik karena itu menjadi syarat dalam pengembalian.
Pengalaman ini jauh berbeda dengan perpustakaan Universitas ku dulu. Struk peminjaman tidak jadi masalah jika hilang karena administrasi tidak memerlukan itu.
Wawasan baru-baru ini tentang perpustakaan
Tampaknya saya berhasil merawat dan menjaga kebiasaan membaca dan meminjam buku di perpustakaan. Saya pun merekam riwayat baca saya di storygraph. Semakin luas topik bacaan saya, semakin terbuka pemahaman saya tentang dunia.
Hal yang menarik salah satunya adalah saya jadi terinspirasi untuk mengelola keuangan dengan lebih baik setelah baca buku soal itu. Meskipun saya tidak menargetkan untuk benar-benar menghafal materi dan menerapkan secara sistematis, yang saya upayakan adalah mengingat dan mencatat hal yang berkesan. Saya pun tidak menargetkan bahwa saya harus menerapkan yang saya baca dalam kehidupan sehari-hari. Saya membiarkan perubahan terjadi dari dalam diri saya secara alamiah. Sumber Daya pengetahuan yang saya upayakan, akan mekar pada waktunya. Saya bisa ingat dan menemukan kembali soal informasi dari buku apa yang mulai mewujud dalam kehidupan pribadi saya. Senang untuk mengetahui bahwa upaya yang saya lakukan berjalan dengan baik.
Buku acak yang saya pilih pada suatu hari (dokumentasi pribadi)
Mendorong motivasi membaca
Saya membaca sebagai bagian dari praktik kesejahteraan. Saya menemukan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan di mana tidak ada dorongan atau paksaan yang saya tentukan sejak saya memulai membaca. Seru rasanya saat menemukan topik atau bagian bacaan yang berkesan. Ada momen klik juga di saat membaca, yang membuat saya semakin sadar soal peristiwa dalam hidup
Kekuatan ini yang memberikan saya pemahaman yang lebih baik tentang dunia tempat saya tinggal.
Saya membaca di perpustakaan (dokumentasi pribadi)
Kegiatan Komunitas
Di Tempat loker, terdapat pengumuman kegiatan komunitas yang dikelola oleh Masyarakat Pemustaka (Mapusta) Jawa Barat. Mereka mengadakan berbagai kursus di akhir pekan. Ini mengingatkan saya tentang pengalaman seru saya mengelola kelas tari di tahun 2016. Kursus diberikan dengan harga yang terjangkau. Kelas bahasa pun terintegrasi dengan sertifikasi resmi.
Kelas biasanya diadakan di aula di lantai 4. Diadakan setiap akhir pekan.
Saya berharap bisa memulai komunitas mendongeng di perpustakaan daerah karena perpustakaan punya koleksi dongeng yang banyak. Namun aku gak tahu cara memulai. Agenda mendongeng di perpustakaan pun diadakan secara tentatif, diadakan hanya di jadwal kunjungan perpustakaan dari sekolah. Saya akan senang jika ada orang yang punya perhatian sama tentang memulai komunitas mendongeng di perpustakaan.
Catatan Akhir
Ini adalah salah satu mozaik hidup saya di kota Bandung. Salah satu yang bikin saya nyaman adalah perpustakaan daerah. Saya bisa baca buku dan belajar secara cuma-cuma. Jika kamu ketemu saya di perpustakaan, sapa saya ya!


Eh samaan kang, di Sukabumi pun perpustakaan daerahnya mengadakan kelas bahasa dan kelas skill juga. Cuma kayanya di Sukabumi belum ada kelas Bahasa Jermannya.
BalasHapusSenang rasanya kini perpustakaan telah bertransformasi tidak hanya menjadi tempat untuk membaca buku, tetapi juga mengembangkan setiap potensi literasi dari masyarakat seperti dengan adanya kelas bahasa dan kelas Skill
Menghidupkan perpustakaan tidak hanya dengan membaca, melainkan kegiatan masyarakatnya. Betul, setuju banget. Di Sukabumi juga punya ya, keren!
Hapus