Sejak 3 tahun terakhir, aku mengalami dan menyadari bahwa diri ku menjadi romantis tanpa harapan. Bahasa inggrisnya, hopeless romantic, yang merupakan sebutan untuk seseorang yang suka akan semua hal yang berhubungan dengan cinta (dalam oktaviani, 2019). Salah satu yang sering aku alami adalah adanya keinginan untuk memulai sebuah hubungan romantis dengan seseorang. Meskipun dalam perjalanannya, aku menemukan beberapa kali bahwa diriku belum siap untuk sebuah hubungan akibat adanya trauma dan isu-isu personal yang perlu dibereskan terlebih dahulu.
Aku coba periksa sebuah tes yang dibuat oleh Hanina (2020) di idntimes.com , dan hasilnya adalah...
Kamu mengekspresikan perasaanmu dengan cara yang berbeda dengan kebanyakan orang. Ini bikin kamu terkesan dingin dan cuek.
Katanya begitu. Memang untuk saat ini aku merasa tidak perlu untuk menunjukan perasaan cinta dengan berlebihan. Namun memang perasaan itu adanya di dalam dan aku bingung ini gimana ya cara atasin perasaan nya. Di beberapa kejadian, pernah perasaan bucin nya itu bikin aku gak bisa konsentrasi kerja. Sebagai kompensasi atas besarnya dorongan itu, aku luangkan waktu untuk sapa teman dan mencari kenalan baru lewat aplikasi kencan. Itu pun sembari aktif merefleksikan tentang apa yang sebenarnya terjadi di diri aku. Dari pengalaman romantis ku sebelumnya yang semuanya tidak berjalan lancar, aku memahami bahwa ada batasan-batasan tertentu yang aku miliki secara gak sadar. Setelah memahami batasan diri itu, aku menciptakan sebuah budaya baru untuk diri ku sendiri mengenai tata cara dalam berinteraksi dengan calon pasangan. Termasuk di dalam budaya baru tersebut adalah mengenai berkencan, tempat bertemu, tahapan hubungan, dan keberlanjutan dari kehidupan romantis ku.
Hopeless romantic ini bisa jadi sebuah hal yang serius rupanya...
Orang romantis yang putus asa sering menghabiskan waktu untuk memikirkan 'pasangan ideal' mereka, menciptakan standar yang hampir mustahil untuk dipenuhi. Orang romantis yang putus asa berharap untuk benar-benar tersapu oleh cinta, mengabaikan fakta bahwa banyak hubungan romantis dimulai sebagai persahabatan . Mereka juga percaya pada gagasan dongeng tentang cinta pada pandangan pertama yang tidak selalu demikian. Orang-orang romantis yang putus asa juga percaya pada kisah-kisah bahagia selamanya yang mengabaikan kenyataan sulit dari semua hubungan yang sehat! (Killoren, 2021)
Aku beneran ngalamin gejala-gejala itu dan seperti yang ku tulis sebelumnya, pengalaman ini membuat produktivitas ku terhambat. Aku perlu untuk mentransformasikan romantis putus asa yang ada di diri aku menjadi romantis penuh harapan. Dan emang sih, Killoren (2021) pun membagikan tipsnya untuk mengubah pola romantis putus asa menjadi romantis penuh harapan. Poin-poinnya adalah sebagai berikut:
- Bersikaplah optimis dan realistis tentang cinta
- Jangan serahkan kehidupan cintamu pada takdir
- Perjelas tentang apa yang Anda inginkan dalam diri pasangan
- Jangan romantiskan drama
- Jangan pernah puas dengan kurang dari yang pantas Anda dapatkan
- Bersedia bekerja keras
- Jangan fokus pada/mengharapkan gerakan besar
- Percaya pada kemampuan Anda untuk menjadi pasangan yang baik
- Pahami bahwa suatu hubungan berubah seiring waktu
- Jangan bandingkan hubunganmu
Sumber:
Hanina, T. (2020, June 18). Seberapa Tinggi level hopeless romantic Kamu? IDN Times. https://www.idntimes.com/life/relationship/tyas-hanina-1/seberapa-hopeless-romantic-kamu-quiz/7
Killoren, C. & Relish. (2021, July 24). 10 tips for thinking like a hopeful romantic (not a hopeless one). Relish. https://hellorelish.com/articles/hopeful-vs-hopeless-romantic.html
oktaviani, saradita. (2019, October 8). 5 Tanda Kamu Seorang Hopeless Romantic, Kamu Suka akan Semua Hal yang Berhubungan dengan Cinta! TribunnewsWiki. https://www.tribunnewswiki.com/2019/10/08/5-tanda-kamu-seorang-hopeless-romantic



Posting Komentar