Halo! Kalaupadi kembali lagi menulis dan baru saja beberes postingan blog ini. Karena berikutnya aku memutuskan untuk mengembangkan konten original, yang artinya postingan mengenai produk yang ku jual akan berdasarkan ulasan pribadi dan gak sekedar copas dari pusat informasi produknya hehe. Berhubung penjualan ku tampak gak efektif dan ternyata aku perlu mengembangkan strategi baru. Ya, meskipun prosesnya lebih lama karena aku perlu jadi buyer produk itu. Untuk latihan, aku akan poskan produk-produk yang ku punya dulu. Aku akan mulai menulis lebih rutin pada bulan September.
Kembali pada judul yang saya tuliskan di atas, Kalaupadi mau cerita refleksi terbarunya. Ada apa ya? Belakangan ini, terjadi beberapa kali insiden kekerasan di keluarga aku. Aku mengatasinya dan belajar bahwa ada perbedaan nilai yang menciptakan konflik. Aku putus dari seorang pacar karena ada perbedaan nilai juga. Kemarin malam, aku ngobrol dengan seseorang tentang perbedaan nilai masing-masing secara terbuka.
Ada apa dengan nilai?
Wikipedia bilang kalau "Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan." Sederhananya nilai itu adalah variabel yang menentukan bagaimana diri melihat dunia, menurut ku sih begitu. Ini juga yang menentukan landasan sikap aku terhadap berbagai macam hal.
Misalkan seperti ini, mayoritas keluarga aku punya nilai bahwa anggota keluarga berkewajiban untuk mengingatkan ibadah kepada anggota keluarga lainnya. Sementara nilai yang aku punya adalah bahwa itu adalah pengalaman spiritual masing-masing dan diri tidak perlu untuk mengintervensi orang lain beribadah. Sehingga aku akan membiarkan urusan itu menjadi urusan yang sangat pribadi. Aku tidak dapat mengukur bagaimana baiknya pengalaman spiritual seseorang dari seberapa rajin orang itu beribadah. Itu perlu ditanya pada pribadi masing-masing soal bagaimana diri menghayati pengalaman keagamaan dan spiritual.
Paragraf di atas adalah salah satu kasus perbedaan nilai yang aku alami. Belakangan ini, aku menemukan bahwa aku mengembangkan nilai dan keyakinan ku sendiri. Bercermin dari pengalaman hidup aku yang penuh kekerasan dan trauma, aku membangun kembali sistem nilai dan keyakinan aku sendiri. Situasi ini, bagi orang yang tidak paham akan menimbulkan kecurigaan sebagai akibat dari perbedaan nilai yang dirasakan diri. Dan dalam menghadapi itu, orang mengalami konflik.
Konflik dari Nilai
Ngambil dari
wiki lagi nih "Konflik nilai, adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan nilai yang dianut oleh seseorang berbeda dengan nilai yang dianut oleh organisasi atau kelompok". Melanjutkan dari cerita sebelumnya mengenai perbedaan nilai, ketidakmampuan dalam memahami konflik menciptakan kekerasan. Kekerasan itu menimpa aku, kebanyakan dalam hal-hal yang bersifat emosional, seperti menyalahkan atas sesuatu yang tidak aku lakukan dan juga perlakuan yang membuat aku berpikir bahwa aku tidak dihargai sebagai individu.
Hal yang pertama aku lakukan adalah mengalirkan emosi dan penyembuhan trauma. Kenapa itu dulu? Supaya aku kembali berpijak pada diri sendiri dan tidak terjadi trauma baru yang akan menciptakan pola-pola kaku. Saya sudah menyediakan sistem dukungan untuk diri saya sendiri. Sehingga ketika insiden kekerasan terjadi, saya bisa hubungi teman-teman saya untuk mengalirkan emosi, berpijak pada diri sendiri, dan menyembuhkan trauma.
Setelah beres rawat jiwa diri sendiri, yang berikutnya dilakukan adalah memahami peristiwa kekerasan yang baru saja terjadi. Aku berpikir bahwa konflik kekerasan seperti itu kerap terjadi dan ada kesamaan pola di setiap insiden yang terjadi. Proses mengingat kembali ini biasanya berjalan bersamaan dengan penyembuhan trauma. Aku akhirnya menemukan bahwa ada konflik nilai yang terjadi pada keluarga ku.
Saatnya bicara...
Hal yang agak berat terjadi berikutnya. Saatnya untuk membicarakan perbedaan nilai itu pada anggota keluarga lain yang sekiranya dapat lebih menerima ketika diajak bicara. Saya dekati terlebih dahulu kemudian mengajak bicara untuk evaluasi soal insiden kekerasan yang telah terjadi. Dari percakapan tersebut, kami mulai menyampaikan nilai masing-masing dan membandingkan nya satu sama lain. Apa yang sama dan apa yang beda? Dari situ, kami mulai bisa membangun batasan dan kesepakatan bersama dalam hal bagaimana memperlakukan satu sama lain. Proses rekonsiliasi seperti ini emang lebih aman dilakukan pada orang-orang yang dianggap aman dan bisa menerima. Diri sendiri bisa mengukur apakah orang akan menerima jika diajak untuk mengobrol rekonsiliasi soal nilai. Karena ada juga orang yang punya keyakinan bahwa semua orang mesti punya nilai yang sama dengan dirinya, orang yang seperti itu cenderung melakukan kekerasan baik secara verbal, emosional, bahkan fisik.
Lalu bagaimana dengan anggota keluarga lain yang dianggap resisten atau tidak bisa diajak bicara? Hal yang bisa dilakukan adalah menciptakan batasan untuk diri dan orang itu. Sehingga diri bisa tahu tindakan yang tepat untuk mengamankan diri dan tidak memicu insiden kekerasan. Termasuk topik-topik pembicaraan apa saja yang aman dan tidak aman untuk dibicarakan dengan anggota keluarga tersebut. Batasan ini perlu dilatih dan butuh waktu untuk terbiasa dengan nya.
Saya sudah ceritakan contoh kasus yang terjadi pada keluarga. Bagaimana soal kasus yang lain nya? Belakangan ini memang ada keinginan yang kayaknya meleg, tertahan di kerongkongan, diri ogah buat cerita karena merasa rentan jika benar melakukan keinginan tersebut. Sehingga aku beranikan diri untuk bicara pada teman yang bersangkutan. Aku kemudian menemukan bahwa keinginan yang aku punya adalah sama dengan keinginan teman ku. Namun ada perbedaan nilai tertentu yang akhirnya bikin kami sama-sama meleg. Ternyata perbedaan nilai itu tidak hanya mewujudkan konflik langsung, melainkan konflik internal di diri sendiri. Perasaan dan pikiran yang dialami adalah pesan alami tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Nah, teman Kalaupadi, itulah cerita ku baru-baru ini soal nilai. Itu adalah sesuatu yang perlu dibicarakan terbuka (dengan orang yang tepat). Kalau kamu ada permintaan untuk aku bahas isu-isu tertentu, boleh banget kirim ke surel kaladianraharja@gmail.com.
mencari, berusaha, berupaya
Sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai
https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik#:~:text=Konflik%20nilai%2C%20adalah%20konflik%20yang,dianut%20oleh%20organisasi%20atau%20kelompok.
Posting Komentar