tiqUNlKhA9rYA6EcjzIC9JgyYepNTgUokUaq6D7G
Terjemahan

Sulit Mudah Tergantung Gradien Belajar

Mungkin teman-teman pernah menghadapi sebuah situasi di saat dituntut untuk mengerjakan sesuatu tetapi rasanya terlalu sulit untuk dikerjakan. Apalagi jika tenggat waktu pengumpulannya itu pendek. Rasanya seperti mau meninggal saja. Respons begitu wajar. Perlu kita ingat bahwa itu bukan artinya salah kita, melainkan pendidik memberikan tugas dengan gradien belajar yang terlalu curam.

Apa itu gradien belajar yang terlalu curam?

Saya pertama kali mengenali istilah “gradien belajar” setelah membaca buku “Study Skills for Life” karya Ron L Hubbard.

Saya ambil dari laman web Applied Scholastics International (n.d.). Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Gradien adalah cara belajar atau melakukan sesuatu selangkah demi selangkah. Gradien bisa mudah di mana setiap langkah dapat dilakukan dengan mudah, atau bisa sulit di mana setiap langkah sulit dilakukan.

Gradien yang terlalu curam terdiri dari tidak menguasai keterampilan sebelumnya sebelum melanjutkan ke langkah-langkah yang lebih rumit atau terperinci.

Seorang siswa yang telah melewatkan gradien mungkin merasakan semacam kebingungan atau perasaan terguncang (yaitu, bergerak atau bergoyang seperti Anda mungkin jatuh).

Ini adalah dua reaksi yang akan dimiliki seseorang ketika mereka melewatkan satu langkah atau mencapai gradien yang terlalu curam dalam subjek yang mereka pelajari.

Ini sering disebut sebagai "keterampilan dasar yang terlewatkan" atau "keterampilan dasar yang tidak memadai."

Refleksi

Pada suatu hari, pendidik tidak hadir di kelas dan hanya memberikan tugas dengan tenggat waktu yang singkat. Ini menjadi trauma pendidikan bagi saya dan teman-teman lainnya. Semua orang fokus bekerja dengan perasaan terguncang dan ketakutan. Bagi saya, ini adalah kejadian yang sangat tidak nyaman.

Pada kesempatan lainnya, saya pernah diberikan pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh saya. Yang memberikan pertanyaan, tampak menguji saya dan merendahkan subjek yang telah lama saya pelajari. Pandangan saya kabur, saya tahu bahwa saya sedang mengerjakannya dengan seorang teman dan itu belum selesai. Namun, ia ingin menerima jawabannya sekarang meskipun dia tahu bahwa kita belum pernah benar-benar membahasnya dengan serius. Ini menjadi trauma bagi saya.

Perasaan terguncang dan bergoyang seperti mau jatuh memang terjadi secara alamiah saat kita menghadapi gradien belajar yang terlalu curam. Saat ini terjadi, yang bisa diupayakan adalah menurunkan gradien belajar. Ambil langkah sederhana dan mudah, dilakukan bertahap langkah demi langkah.

Saya pernah mengalami trauma pendidikan karena gradien belajar yang curam ditambah tekanan untuk segera menyelesaikannya. Itu bukan karena pelajarnya bodoh, melainkan tahapan yang diberikan terlalu jomplang bagi seseorang.

Referensi

Second Barrier: Skipped Gradient | Study Technology | Applied Scholastics International. (n.d.). Retrieved September 8, 2022, from http://www.appliedscholastics.org/study-tech/a-breakthrough-in-learning/skipped-gradient.html

tulisan ini mengikuti tema minggu ke-36 2022 #1minggu1cerita


Posting Komentar

Terima kasih sudah berkomentar
Populer