tiqUNlKhA9rYA6EcjzIC9JgyYepNTgUokUaq6D7G
Terjemahan

trauma dan bagian diri yang hilang

Dalam perjalanan hidup, kita melihat baik dan buruk. Namun, ada juga hal yang gak begitu baik dan yang gak begitu buruk. Bahkan ada proses yang perlu dilalui supaya belajar. Saya selama ini belajar bahwa dalam beberapa waktu dalam hidup saya, saya kehilangan sebagian diri saya.
Batas kenangan yang terkunci, tak bisa diakses. Diri berusaha melindungi diri dari hal-hal yang dianggap akan melukai diri. Ini adalah sesuatu yang wajar, dan cara wajar untuk mengatasinya adalah dengan mengenali kemudian mengakuinya.
Saya rindu diri saya yang dulu, memang. Hebat sekali dirinya bisa melakukan banyak hal dengan ambisi dan presisi waktu yang sempurna. Ia hilang di saat pekerjaan yang dilakukan pada saat itu tidak dihargai. Saya tidak sekedar kehilangan sosok, saya juga kehilangan keterampilan dan kekuatan pribadi saya.
Kesadaran ini menuntun saya untuk berpijak. Saya berkata pada diri saya sendiri, “mari kita undang kembali diri saya yang hilang!”
Mungkin dia sedang rehat sejenak dan berada dalam petualangan heboh di fantasma. Fantasma adalah sebuah ranah dalam kesadaran. Bagian diri seseorang yang masuk fantasma mungkin akan berbagi kesadaran, bayangannya mungkin samar. Fantasma mewujud sebuah dunia untuk dijelajahi. Di balik kesadaran kolektif, adalah realitas lain. Di situ lah ia hilang dan melalui petualangan yang hebat. Di sini, saya kehilangan dan pikir dia tersesat. Namun dia pikir, gak seperti yang saya kira.
Ku membutuhkan kamu di sini, jadi bagian diriku. Kemarilah....
Ku sadar bahwa harapan ku pada dunia membuat aku merasa terluka. Aku melindungi diriku sendiri dari diriku sendiri. Di akhir hari, yang sebenarnya sudah berlalu selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, saya memerlukan menjadi diri sendiri yang utuh.
Pecahan diri itu bisa pergi sebagai bagian dari respons trauma. Itu adalah buah dari perasaan yang muncul dari peristiwa trauma. Itu bukanlah hal yang salah dari diri sendiri. Perawatan pertama adalah mengingatkan diri sendiri bahwa peristiwa itu sudah lewat. Lalu di saat sudah siap, kita bisa kembali dan mengenali perasaan dan emosi yang terkunci dari peristiwa itu. Akan ada waktu-waktu untuk mengalirkan emosi setelah kail kenangan berhasil ditarik.
Kotak emosi ini dikunci oleh kenangan. Untuk membuka kenangan, kita perlu membuka kunci emosi. Apa pentingnya kita membuka kenangan dan emosi yang terkunci? Kotak-kotak terkunci itu menciptakan pola-pola kaku dalam kehidupan. Sehingga kita menghadapi dan menafsirkan dunia secara kaku. Pandangan mata menjadi sempit dan terbatas dan warna mata yang berwarna jadi tersisa hitam dan putih. Kekosongan mendalam akan mengundang seseorang ke dalam mode penyelamatan diri untuk keabadian. Badan secara konsisten memberikan peringatan bahaya, karena sederhananya badan lupa bahwa peristiwa itu sudah berlalu.
Di dalam perjalanan ini, saya merasa maju dalam beberapa hal. Namun saya perhatikan ada beberapa hal yang mundur. Saya sudah ambil waktu berhenti, pemahaman diri saya sudah semakin membaik. Saya sudah ambil sikap yang lebih aman dan nyaman untuk kehidupan saat ini. Ketika saya ingat untuk mengundang kembali bagian diri saya yang hilang, saya berpikir mulai saat ini adalah tepat untuk membangun kehidupan pribadi dan mengerjakan kegiatan batin ini: pemanggilan.
Trauma yang kebanyakan memang menghancurkan hidup saya. Sembuh dari trauma menuntun saya kepada kebijaksanaan. Dan setelah selesai dengan hampir semua urusan trauma, saya mendapatkan kesempatan untuk memanggil bagian diri saya dan menjadi diri yang utuh.

2 komentar

Terima kasih sudah berkomentar
  1. Sesungguhnya, segala sesuatu tentang trauma bermula dari kekecewaan akan menghasilkan pribadi yang kuat dan bijak

    BalasHapus
Populer